17 April 2008

Lapak Dibongkar, PKL Histeris


Pembongkaran lapak pedagang kaki lima di Pontianak, Kamis pagi, berlangsung dramatis. Isak tangis mewarnai pembongkaran yang dilakukan puluhan petugas Satpol PP Pemkot Pontianak ini. Bahkan seorang kakek nekad memanjat lapaknya. Kakek ini berusaha mempertahankan lapaknya agar tidak dibongkar. Meski tidak berhasil, terpaksa diturunkan oleh petugas meski sebelumnya sempat bertahan lebih dari satu jam.

Isak tangis Kusmiati tak lagi bisa dibendung. Wanita asal Madura ini tak rela lapaknya di bongkar paksa petugas Sat Pol PP Pontianak.

Meski terus meminta belas kasihan, petugas Sat Pol PP tetap membongkar delapan lapak pedagang yang kerap disalahgunakan menjadi warung-warung remang-remang. Apalagi tak jauh lapak ini berdiri, berada kompleks hiburan malam atau diskotik. Tempat ini pada malam hari selalu menjadi tempat nongkrong kawula muda.

Kuatir disalahgunakan, apalagi bangunan berada di atas parit; demi ketertiban dan kenyamanan warga lainnya, puluhan petugas Sat pol PP membongkar paksa bangunan lapak ini.

Aksi protes dan caci maki dari pemilik lapak seakan tak dihiraukan petugas yang terus bekerja membongkar lapak ini satu persatu hingga rata dengan tanah.

Halangan tak hanya dari kaum ibu, seorang kakek bahkan nekad memaksa petugas untuk tidak membongkar lapaknya yang menjadi satu-satunya sandaran keluarganya.

Bahkan kakek ini tak hentinya meminta belas kasihan. Ia mengaku bersedia akan membongkar lapaknya sendiri.

Namun upayanya ini tidak digubris petugas. Karena itu, kakek ini nekad memanjat bangunan lapaknya dan memukul atap lapaknya berkali-kali meluapkan emosinya.

Tindakan sang kakek tentu saja menjadi kekuatiran bagi petugas. Apalagi bila terjatuh/tentu resiko nyawa yang menjadi taruhannya.

Petugas pun berkali-kali meminta kakek ini turun. Evakuasi kakek ini berlangsung dramatis. kakek ini pun berhasil diturunkan secara paksa setelah dibujuk petugas.

Ia masih tidak terima dengan tindakan petugas satpol PP yang membongkar lapaknya. Apalagi ia baru saja ditimpa kemalangan karena keluarganya meninggal dunia.

Kericuhan terus berlanjut ditengah aksi pembongkaran oleh petugas. Bahkan Kusmiati nekad memukul petugas dengan kayu. Namun aksi Kusmiati ini berhasil dicegah.

Akibat berusaha mempertahankan lapaknya seorang pemilik lapak terluka pada kakinya karena terkena paku. Ketika petugas akan mengobatinya ia menolak.

Aksi pembongkaran ini memanas, apalagi kamera trans tv ditutup seorang preman ditempat ini. Preman ini meminta wartawan tidak melakukan peliputan terhadap pembongkaran ini.

“…kalo ada penolakan ya biasa,tapi kamitetap berkomitmen untuk menegakkan peraturan," tegas Dadi Rustaviar, Kasat Pol PP Pontianak.

Pembongkaran lapak pedagang di kawasan tak jauhdari Kompleks Pasar Flamboyan ini sesuai dengan perda nomor 3 tahun 2004 tentang ketertiban umum. Petugas mengaku telah melayangkan surat peringatan sebanyak tiga kali untuk membongkar sendiri bangunan lapaknya. Namun peringatan ini tidak diindahkan sehingga petugas terpaksa membongkar lapak pedagang ini.